Seni Manajemen Menjaga Konsumen Atau Customer Retention

Seni manajemen adalah keterampilan memimpin, mengarahkan, dan mengoordinasikan orang dan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan. Ini adalah keterampilan yang kompleks dan penting yang diperlukan oleh semua manajer, terlepas dari tingkat atau bidang keahliannya.Hai Tipo’kers! Sebuah bisnis memang aktivitas yang berkesinambungan. Makara, setiap orang pasti ingin usahanya tumbuh dan meningkat .

Dan ketika bisnis berkembang, artinya jumlah pelanggan juga bertumbuh.Meningkatkan jumlah pelanggan gres dalam bisnis memang sangat baik, tapi kau juga dihentikan mengabaikan konsumen lama.Biasanya, untuk menerima konsumen baru dibutuhkan proses identifikasi, kualifikasi, dan proses lainnya yang membutuhkan sumber daya lebih besar.

Customer Retention
Sumber: Freepik

Terkadang proses tersebut tidak efektif dan mampu potensial merugi.Nah untuk itu, daripada mengejar untuk menerima dan mengembangkan konsumen baru, sebaiknya diutamakan untuk mempertahankan konsumen yang telah ada.

Meningkatkan Customer Retention

Seni manajemen bukanlah keterampilan yang dapat dipelajari melalui menghafal formula atau mengikuti langkah-langkah yang kaku. Melainkan, seni ini adalah perpaduan halus antara ilmu pengetahuan, seni, dan keterampilan yang membutuhkan penguasaan konsep dan kemampuan adaptif.

Pertama, seni manajemen berakar pada pemahaman yang mendalam tentang ilmu manajemen. Ini mencakup prinsip-prinsip dasar perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian. Pengetahuan teoretis ini memberikan landasan yang kokoh untuk pengambilan keputusan dan tindakan yang tepat.

Namun, seni manajemen melampaui ilmu pengetahuan saja. Ini melibatkan kemampuan untuk menerapkan prinsip-prinsip ini secara efektif dalam berbagai situasi dan konteks. Manajer harus memiliki intuisi dan kebijaksanaan untuk menyeimbangkan pendekatan analitis dengan pemahaman yang tajam tentang sifat manusia.

Selanjutnya, seni manajemen juga membutuhkan kemampuan untuk berkomunikasi dan memotivasi orang. Manajer harus mampu mengartikulasikan visi mereka, menginspirasi tim mereka, dan membangun hubungan yang solid. Komunikasi yang efektif dan keterampilan interpersonal yang kuat sangat penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang positif dan produktif.

Selain itu, seni manajemen menuntut keterampilan adaptif. Manajer harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan, teknologi baru, dan tren bisnis yang terus berubah. Kemampuan untuk berpikir kritis, memecahkan masalah secara kreatif, dan membuat keputusan yang tepat waktu sangat penting untuk kesuksesan dalam lanskap bisnis yang dinamis.

Yang terpenting, seni manajemen adalah sebuah proses yang berkelanjutan. Manajer harus terus belajar, tumbuh, dan beradaptasi untuk tetap relevan dan efektif. Melalui pelatihan, pengalaman, dan refleksi diri, manajer dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka, sehingga meningkatkan kemampuan mereka untuk memimpin dan memotivasi tim mereka.

Singkatnya, seni manajemen adalah perpaduan yang kompleks antara ilmu pengetahuan, seni, dan keterampilan. Ini melibatkan pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip manajemen, kemampuan untuk menerapkannya secara efektif dalam berbagai situasi, keterampilan komunikasi dan motivasi yang kuat, serta kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan lanskap bisnis. Melalui penguasaan seni ini, manajer dapat memimpin organisasi mereka menuju kesuksesan dan kemakmuran jangka panjang.

Dalam bisnis, dikenal dengan ungkapan Customer Retention yang maknanya menjaga pelanggan.

Customer Retention ini menjaga supaya konsumen tidak pindah ke produk pesaing atau bisa disebut dengan konsumen loyal.

Berikut ini ada lima cara yang mampu kau pakai untuk mengembangkan customer retention untuk mempertahankan semua pelangganmu.

Menyesuaikan Harga untuk Pelanggan Yang Sudah Membeli

Cara mengembangkan customer retention yang pertama ini cukup mudah.

Kaprikornus kau akan menawarkan harga yang menarik untuk konsumen yang sudah membeli produk kau.Harga tersebut pastinya mampu lebih murah atau akan mendapatkan bonus tertentu bila membeli lagi.Sistemnya ialah konsumen yang telah membeli akan kau beri voucher sesudah mereka melaksanakan pembelian.

Voucher ini bisa kamu kirim melalui email atau secara konvensional lewat kertas voucher cetak.Dengan begitu, pelanggan menjadi kesengsem untuk datang lagi kemudian hari.

Mengaplikasikan Strategi Cross-selling dan Up-selling

Cross-selling dan Up Selling ialah seni manajemen dalam penjualan produk.Cross-selling yakni teknik penjualan produk secara terpisah atau produk yang tujuannya untuk melengkapi produk yang sudah dibeli oleh pelanggan.Sedangkan Up Selling yaitu upaya untuk membuat konsumen membeli produk dengan harga yang lebih mahal dengan memberikan fitur komplemen.

Cross-selling ini contohnya ialah topping pada minuman, sedangkan Upselling contohnya memasarkan paket makanan dengan menerima gratis minum.Penerapan strategi cross-selling dan up selling dalam penjualan mampu mengembangkan customer retention.Kedua teknik ini bekerjsama tidak hanya berlaku untuk barang dan barang saja. Bahkan mampu dilakukan untuk barang dan pelayanan.Misalnya, membeli dengan minimal tertentu maka konsumen akan mendapatkan gratis biaya kirim.

Customer Retention
Sumber: Freepik

Membuat Program Customer Loyalty

Cara selanjutnya untuk memajukan customer retention adalah dengan menciptakan program customer loyalty.Makara program ini biasa dipraktekkan oleh banyak perusahaan dan akan menunjukkan reward pada pelanggan yang mengumpulkan poin tertentu saat belanja.Selain ada reward, menciptakan program customer loyalty ini membuat kekerabatan dengan konsumen menjadi lebih personal.

Karena lazimnya banyak penawaran menarik yang hendak kau berikan untuk pelanggan dari acara customer loyalty ini.Dengan begitu, konsumen jadi akan sering membeli produk atau memakai layanan kau dan bisa mengembangkan customer retention.

Personalisasikan Pengalaman Pembeli

Nah, dikala membeli setiap konsumen pasti tidak cuma punya impian untuk membeli produk atau barang saja.Mereka ingin mendapatkan pengalaman pembelian yang positif.Cara ini pastinya mampu menciptakan mereka kembali lagi untuk berbelanja dan meningkatkan customer retention.Personalisasikan pengalaman pembeli ini misalnya meminta hadirin untuk mengisi formulir, kritik, nasehat, dan sebagainya.

Sebagai reaksi dari pengunjung itulah, kau akan memperlihatkan reward ke mereka yang bisa saja berbentukvoucher dan sebagainya.Di formulir yang mereka isi tersebut, meminta mereka untuk mengisi nama, alamat email, dan tanggal lahir.Tujuannya supaya mampu menunjukkan penawaran yang lebih personal.

Temui Customer dimanapun Keberadaannya

Ketika kamu mengerti customer mu, artinya kamu tahu siapa mereka, apa yang mereka harapkan, apa unek-unek mereka, dan dimana saja mereka menghabiskan waktunya.Jadi, kamu mampu menemui mereka dimanapun keberadaannya dengan menggunakan internet.

Buatlah konten baik itu blog, situs web, video, sosial media, dan sebagainya yang memenuhi keingintahuan mereka kepada bisnis atau produk yang kau tawarkan.Dengan melaksanakan hal tersebut, kau akan mengembangkan customer retention dan membuat hadiran customer tidak cuma selaku relasi bisnis saja. Tapi lebih dari itu.

Customer Retention
Sumber: Freepik

Customer Retention Tinggi.. Customer Lama Tak Akan Lari

Kenapa Seni Manajemen?

Manajemen bukanlah sekadar serangkaian teknik atau prosedur yang dapat dikuasai dengan mudah. Sebaliknya, ini merupakan seni yang menuntut kombinasi keterampilan, pengetahuan, dan pengalaman yang unik. Mengelola organisasi yang kompleks secara efektif membutuhkan lebih dari sekadar mengikuti serangkaian aturan yang kaku.

Sebagai sebuah seni, manajemen melibatkan pemahaman yang mendalam tentang sifat manusia dan dinamika organisasi. Manajer yang sukses harus dapat menggerakkan, memotivasi, dan menginspirasi orang untuk mencapai tujuan bersama. Mereka harus memiliki visi yang jelas, kemampuan untuk berpikir strategis, dan keterampilan komunikasi yang kuat.

Selain itu, manajemen memerlukan tingkat kreativitas dan inovasi. Tidak ada dua organisasi yang identik, dan manajer harus mampu menyesuaikan pendekatan mereka sesuai dengan situasi tertentu. Mereka harus mampu menemukan solusi inovatif untuk tantangan yang dihadapi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan.

Selanjutnya, manajemen adalah sebuah seni karena memerlukan penilaian dan kebijaksanaan. Manajer sering kali harus membuat keputusan sulit yang tidak memiliki jawaban yang mudah. Mereka harus mampu menyeimbangkan kebutuhan dan kepentingan yang berbeda, dan mempertimbangkan potensi konsekuensi dari tindakan mereka.

Terakhir, manajemen melibatkan aspek etika yang penting. Manajer bertanggung jawab atas kesejahteraan orang yang mereka pimpin dan dampak organisasi mereka terhadap masyarakat. Mereka harus bertindak dengan integritas, transparansi, dan akuntabilitas.

Mengingat kompleksitas dan sifat dinamis manajemen, tidak mengherankan jika manajemen dianggap sebagai sebuah seni. Ini membutuhkan perpaduan langka antara keterampilan teknis, kecerdasan emosional, dan kemampuan berpikir kritis. Mereka yang menguasai seni manajemen akan sangat diminati dan dilengkapi dengan baik untuk memimpin dan membentuk organisasi masa depan.

Meskipun manajemen adalah sebuah seni, itu bukan berarti tidak dapat dipelajari. Melalui pendidikan, pengalaman, dan bimbingan, individu dapat mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk menjadi manajer yang efektif. Dengan dedikasi dan komitmen, seni manajemen dapat dikuasai oleh mereka yang bersedia berinvestasi dalam pertumbuhan dan pengembangan profesional mereka.

Meningkatkan customer retention memang pada dasarnya adalah menjaga customer lama semoga tidak berpaling ke lain hati.

Semakin cantik pelayanan yang diberikan, pelanggan lama ini akan semakin suka dengan pertumbuhan bisnis.

Bahkan biasanya mereka akan merekomendasikan produk atau layanan yang kau tawarkan ke orang-orang terdekat mereka.

Dengan begitu, kamu mampu mendapatkan konsumen baru tanpa perlu mengeluarkan budget embel-embel lagi.

Seni manajemen dapat dianalogikan dengan seni melukis, di mana para manajer berperan sebagai seniman yang bertugas menciptakan karya agung organisasi. Layaknya seorang pelukis yang mencampurkan warna dan kuas di atas kanvas, seorang manajer juga harus pandai menggabungkan berbagai sumber daya, strategi, dan keterampilan untuk mencapai tujuan bisnis.

Proses mengelola suatu organisasi layaknya menggambar sketsa di atas selembar kertas. Sang manajer menentukan garis besar visi dan misi, kemudian menguraikannya menjadi rencana aksi yang lebih rinci. Dengan setiap keputusan yang diambil, manajer membentuk bentuk dan struktur organisasi, seperti seorang pelukis yang dengan hati-hati menorehkan kuas di atas kanvas.

Seperti halnya seorang pelukis yang menggunakan teknik yang berbeda untuk menciptakan efek yang unik, manajer juga harus menguasai berbagai gaya kepemimpinan. Seorang pemimpin otoriter layaknya pelukis yang menggunakan sapuan kuas yang tebal dan tegas, sedangkan seorang pemimpin delegatif mirip dengan seorang pelukis yang memberikan lebih banyak kebebasan berekspresi kepada timnya.

Namun, seni manajemen tidak hanya tentang menciptakan karya agung. Sama seperti seorang pelukis yang harus mengatasi kesulitan teknis, manajer juga menghadapi rintangan dalam perjalanan mereka. Hambatan seperti persaingan pasar, krisis keuangan, dan perubahan peraturan dapat menguji kemampuan manajer, namun mereka harus tetap tangguh dan mencari solusi kreatif seperti halnya seorang pelukis yang bereksperimen dengan bahan dan teknik baru.

Selain itu, seni manajemen melibatkan apresiasi terhadap estetika. Layaknya seorang pelukis yang menciptakan harmoni dalam karya mereka, manajer juga harus menciptakan keseimbangan dan keteraturan dalam organisasinya. Mereka mengatur struktur pelaporan, mendelegasikan tugas, dan mendistribusikan sumber daya secara efisien untuk memastikan operasi yang mulus dan produktivitas yang tinggi.

Seni manajemen juga membutuhkan visi ke depan dan kemampuan untuk mengantisipasi perubahan. Sama seperti seorang pelukis yang membayangkan hasil akhir sebelum memulai, seorang manajer juga harus memvisualisasikan masa depan organisasi dan mengembangkan strategi untuk mencapainya. Mereka harus memiliki fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi untuk menyesuaikan diri dengan kondisi pasar yang berubah dan tuntutan pelanggan yang terus berkembang.

Dengan menguasai seni manajemen, para manajer dapat menciptakan organisasi yang dinamis, produktif, dan berkelanjutan. Seperti seorang pelukis yang meninggalkan warisan berupa mahakarya, manajer yang efektif meninggalkan warisan berupa organisasi yang berkembang dan sukses.

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *